Rabu, 09 Februari 2011

Kumpulan Cerpen

“EMAK”
Karya  :Rokesih

Berawal dari tokoh Siti yang merasa malu memiliki ibu kandung yang selalu memakai bahasa dengan logat tegal dan sifat yang menurutnya memalukan, serta mendengar ibunya yang selalu menyebut dirinya emak. Dia merasa gengsi dan malu apabila memperkenalkan teman-teman kelas disekolah kepada ibunya, padahal ibunya selalu menyuruh dia mengundang teman-temannya ke rumah, terutama pada saat dia berulang tahun.
Sampai hari ulang tahunnya tiba, siti pun mewujudkan apa yang diinginkan ibunya itu. Dengan perasaan gugup dan malu, dia pun mengundang teman-teman kelas disekolahnya untuk merayakan hari ulang tahun dirumahnya. Setelah sampai dirumahnya, Ibu siti pun menyambut kedatangan teman-temannya dengan memakai bahasa logat tegalnya itu. Dalam Pestanya di gelar dengan makan rujak mangga bersama, siti merasa malu kepada teman-temannya ketika ibunya mulai memanjat pohon mangga yang ada depan halaman rumahnya. Melihat tingkah laku ibunya, teman-teman siti pun tertawa. Setelah pesta ulang tahunnya selesai, ibunya mengantarkan teman-temannya  yang hendak akan pulang sampai kedepan halaman rumahnya.
Esok pun tiba, seperti biasa siti berangkat sekolah, namun kali ini dia tidak pamit pada ibunya dan pergi begitu saja, padahal ibunya terus memanggil namanya. Setelah sampai di sekolah tepatnya dalam kelas, teman-temannya pun tertawa seolah-olah mengejek dirinya soal acara ulangtahun yang di gelar dirumahnya itu,dia pun diam dan merasa malu.
Setelah pulang sekolah, siti di ajak oleh temannya yang bernama amel untuk belajar bersama dirumahnya. sampai dirumahnya tepatnya diruang kamar amel, tidak lama ibu amel pun datang. Siti pun lekas keluar dari kamar amel ,dan menyapa ibunya, namun ibunya amel diam seolah-olah cuek dan tidak membalas sapaannya itu. Amel pun menghampiri siti yang sedang kebingungan, dia mencoba mengatakan pada siti bahwa ibu nya orangnya sangatlah  cuek. Setelah pulang dari rumah amel, Siti pun sadar dan menyesal atas kelakuannya yang telah merasa sombong dan malu memiliki sosok ibu kandung yang memiliki sifat yang menurutnya memalukan itu.
                     “Pendekatan Pragmatik”

‘’Seharusnya kita tahu dan sadar, bahwa ibu adalah sosok yang telah melahirkan kita dan merawat kita dari kecil, hingga kita menjad idewasa. Oleh karena itu, kita sebagai anaknya tidak boleh mempunyai rasa tidak suka, apalagi sampai melukai hatinya”.
Cerpen “Emak” karya Rokesih ini, sangatlah menarik bagi para pembacanya, karena cerpen ini melukiskan kenyataan yang benar-benar terjadi dalam kehidupan manusia. Apabila kita sudah membacanya, banyak sekali makna, dan banyak gaya bahasa baru yang kita dapatkan. Dalam isinya Cerpen ini menceritakan tentang tokoh siti yang merasa malu dan gengsi mempunyai ibu kandung yang selalu menggunakan bahasa dengan logat tegal dan sikap yang menurutnya sangatlah memalukan, serta selalu menyebut dirinya (emak) itu. Dia malu memperkenalkan ibunya kepada teman-teman kelas disekolahnya, karena takut menjadi bahan tawa dan ejekan teman-temannya.Namun tidak lama dia sadar dan menyesal atas perbuatan yang dia lakukan kepada ibunya itu.
Kita sebagai pembaca cerpen ini, akan merasakan tertawa,sedih, terharu dan bahagia. Rasa tawanya pada saat ibunya siti memanjat pohon mangga, untuk menggelar pestaulang tahun siti yang di buka dengan makan rujak bersama dengan teman-temannya. Rasa sedihnya ketika tokoh siti yang telah tega tidak pamit pada ibunya, ketika hendak akan berangkat sekolah karena rasa kesal dan marah. Rasa haru dan bahagianya, ketika tokoh siti yang telah sadarkan diri dan menyesal telah marah dan merasa malu serta gengsi memiliki sosok ibu kandung yang menurutnya memalukan.
‘’jagalah sikap kepada ibu kita, berbhakti dan sayangi lah serta jagalah dirinya.Apabila kita melakukan sesuatu yang membuatnya terluka oleh kita, segeralah minta maaf kepadanya. Kita haru percaya ,sesungguhnya  (surga di telapak kaki ibu) “.





Sinopsis

“Mimpi Terindah Sebelum Mati”
Karya : Maya Wulan

Berawal dari tokoh (Aku) yang terbaring dan tak sadarkan diri di rumah sakit. Di tangan kanan nya terlihat selang infus. Dia jatuh sakit karena kecewa kepada ayah nya yang telah mengingkari janji untuk datang menemui dia dan ibu nya kembali.
 Sebelum ayah nya berangkat keluar negeri untuk sebuah pekerjaan, ayahnya sempat berkata “Ayah janji, tidak akan pergi lama. kau bisa menandai hari dengan terus mencoreti setiap penanggalan di  kalender, dan tanpa kau sadari ayah sudah kembali”.  Setelah ayahnya pergi meninggalkan dia dan ibunya, tokoh (aku) disibukan menandai hari dengan mencoreti setiap penanggalan yang ada dikalendernya,seperti janji yang telah diberikan oleh ayahnya. Namun, setelah beberapa hari lamanya,dia mulai kelelahan dan malas untuk mencoreti kalendernya karena ayahnya belum saja pulang menemui keluarganya kembali. Dia menangis dan kecewa, sampai suatu hari, ibunya mengatakan bahwa “ayah telah tiada dan sudah terbang ke surga”. Mendengar kejadian itu, dia menangis dan mulai membenci angka-angka serta penanggalan. Setelah kejadian itu pun, dia malas untuk makan dan sering melukai dirinya sendiri, hingga akhirnya dia terbaring sakit dan tak sadarkan diri.
Dalam pembaringannya, tokoh (Aku) yang tak sadarkan diri dan terbaring lemah , dia bermimpi. Dalam mimpinya, Dia mengingat Ramadhani (kekasihnya), yang selalu mengunci mulutnya dengan cara mencium bibirnya,karena selalu berbicara tentang kematian. Namun, kini tak ada lagi ciuman itu,karena menurutnya, kita sudah terpisah dalam ruang dan dimensi yang tentunya berbeda. Tak lama, Suasana dalam mimpinya berganti begitu hening, sunyi, dan rapat diselimuti kabut tebal. Dia berjalan dan terus berjalan dalam suasana sunyinya, tak lama muncul sosok laki-laki dewasa berdiri dihadapannya,ternyata laki-laki itu ialah ayahnya. Dia langsung berlari dan langsung memeluk ayahnya dengan erat, dia sangat bahagia karena bisa bertemu kembali dengan ayahnya dan suasana yang tadinya sunyi yang diselimuti kabut tebal berubah menjadi taman yang dikelilingi bunga-bunga yang indah. Namun tak lama pula, tiba-tiba diatas kepalanya serasa ada seseorang yang menarik sesuatu dari tubuhnya, dan dia lupa akan semua mimpinya, dia hanya melihat Ramadhani yang sedang menangis dan terus menangis dipelukan ibunya serta dia melihat dokter yang mencabut selang infus ditangannya.   
                        
                           “Pendekatan Pragmatik”

“Kita sebagai manusia tahu bahwa hidup kita di dunia ini hanyalah sementara, dan merupakan titipan saja. Suatu saat kita akan kembali kepadanya, dan kita tidak tahu pula kapan kita akan kembali kepadanya, kita hanya bisa pasrah dan meninggalkan semua orang terdekat yang selalu menyayangi dan mencintai kita”.
            Cerpen “Mimpi Terindah sebelum Mati” karya Maya Wulan ini sangat menarik bagi para pembacanya, karena cerpen ini melukiskan tentang kehidupan yang terjadi di dunia ini. Apabila kita sudah membaca nya, banyak sekali makna yang kita dapat,dan gaya bahasa baru yang belum kita ketahui. Isi cerpen ini melukiskan tentang tokoh (Aku) yang menyusul ayahnya yang telah tiada, Tokoh (aku) meninggal dunia karena jatuh sakit, sebelum dia meninggal dalam keadaan tak sadarkan diri , dia bermimpi bertemu dengan ayahnya yang telah pergi meninggalkannya dan Ramadhani (kekasihnya).
            Kita sebagai pembaca cerpen ini, akan merasakan sedih dan bahagia. Rasa sedihnya, ketika tokoh (Aku) meninggal dunia, dia meninggalkan dua orang yang selalu menyayangi dan mencintainya, dua orang yang dia tinggalkan ini adalah (ibu nya),dan Ramadhani (kekasihnya). Rasa bahagia nya, ketika Tokoh (Aku) dalam mimpinya bertemu dengan ayahnya kembali.
“Kita akan merasakan sedih, ketika orang yang kita sayangi meninggalkan kita terlebih dulu. Namun kita harus tahu, cepat atau lambat kita sebagai manusia akan kembali kepadanya yaitu sang maha pencipta seluruh alam ini”.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar